Rabu, Juni 02, 2010

Pantai Atas Langit

Pergiku menuju selatan
Daerah yang sangat jarang kudatangi
Dimana angin berkejaran
Menggulung ombak berderai

Butiran pasir yang sudah tak seperti dulu,
Sekitar 19 tahun yang lalu
Lama tak berjumpa suasana di tempat itu
Tak sampai kuinjakan kakiku

Memandangmu di tempat yang jauh
Mungkin aku takut,
Takut untuk turun dan terjun
Menikmatimu dari atas tebing ini

Rahaditya A. Nugraha (030610)



Selasa, Juni 01, 2010

Syair Kursi Kosong

Ternyata giliran saya masuk blog saya sendiri. Kalo gak salah inget foto ini di ambil oleh seorang sahabat saya pas saya lagi main gitar di rumah seorang teman di Purwokerto sana.
Menarik, ada seniman gagal sedang memetik senar-senar di atas lubang resonansinya. Tak sabar segeralah saya membuat satu sajak dengan foto ini.



Dawai-dawai gitar terpetik

Munculkan nada-nada

Lirih dan penuh perih

Untuk siapa ku bernyanyi?

Untukku,

Atau mungkin untuk orang lain

Ah, biar saja,

Percaya, pasti ada yang dengar

Suara sumbang nan lantang

Berisik!

Mereka menyuruhku diam dan berhenti

Suara sumbang nan lantang

Mereka menjauh dan pergi

Dan kursi itu juga ikut ku usir

Dia tak bergerak

“Masih mau mendengar

Suara sumbang nan lantang”

Begitu bisiknya

Dengarnya dia dengan setulus hati

Suara sumbang nan lantang

Rahaditya A. Nugraha (310510)

Rabu, April 07, 2010

Termakan Waktu

Foto ini diambil ketika saya jalan-jalan ke Lasem, Jawa Tengah.
Pada kesempatan kali ini saya bercerita dengan menggunakan sebuah puisi (coba-coba).
Mudah-mudahan banyak yang suka.








Menunggu sebuah cahaya terang itu datang
Menanti siang panas di tengah padang
Menanti malam yang dingin
Menunggu sang cahaya menyambut pagi
Sendiri,
Sendiri diselimuti kabut tipis
Menanti cahaya yang menembusnya
Waktu,
Hanya dia yang bisa menjawab
Entah kapan?
Kau yang lama menunggu
Badanmu tidak seperti dahulu
Rapuh termakan waktu
Ribuan rayap memangsamu
Kau hanya diam
Tetap diam
Diam
Sampai cahaya itu datang

Kamis, Februari 04, 2010

Idul Adha

Surakarta (27/11/09) pagi hari di kota Solo, bertepatan dengan Idul Adha yang diperingati umat Muslim. Saya berjalan berkeliling untuk menyalurkan hasrat memotret pada saat penyembelihan hewan kurban. Setelah cukup lama berkeliling di kota Solo akhirnya saya menemukan tempat yang bisa dibilang “tidak disangka”.

Bertempat di Balai Kota Solo ternyata ada penyembelihan hewan kurban. Dengan memakai jurus “malu bertanya sesat di jalan” saya berusaha mencari informasi dan melobi. Dan akhirnya saya mendapat akses untuk masuk dan mengambil gambar.






Pemotongan seekor sapi dilakukan oleh lebih dari lima orang. Caranya adalah mengikat ke empat kaki sapi kemudian ditarik ke satu arah agar sapi roboh. Dan yang terjadi adalah adegan penyembelihan, menguliti, sampai memotong-motong menjadi bagian yang lebih kecil

Semua proses tersebut tidak hanya melibatkan sebagian orang saja, melainkan juga dibantu dengan teman-tema dari perkumpulan pramuka dari sebuah sekolah.